Perusahaan minyak ini juga akan memasok berbagai pelumas dan gemuk kepada tim melalui merek Castrol, dan telah mengamankan ruang pemasaran untuk BP, Castrol, dan merek Aral yang beroperasi di Jerman.

BP telah memasok bahan bakar untuk Audi selama proses pengembangan powertrain V6 turbo hybrid barunya, dan juga akan memproduksi e-fluids – yang meliputi oli dan cairan untuk tujuan manajemen termal – untuk komponen hibrida pada mobil.

Merek asal Inggris tersebut saat ini bermitra dengan Alpine, setelah bekerja sama dengan tim Enstone pada 2017. Mereka mengambil alih suplai bahan bakar dan pelumas dari merek asal Prancis, Total, yang kini bernama TotalEnergies.

“Audi dan BP selalu bekerja sama dengan sukses di dunia motorsport,” ujar CEO Audi F1, Andreas Seidl.

“Kami sangat senang bahwa kami dapat membawa kemitraan istimewa ini ke tingkat berikutnya di Formula 1. Audi adalah singkatan dari ‘Vorsprung durch Technik’ dan BP serta Castrol juga bercita-cita untuk menghadirkan teknologi terbaik di bidang bahan bakar dan pelumas. Ini adalah pasangan yang sempurna.

“Ini merupakan sinyal kuat bagi tim pabrikan F1 Audi di masa depan karena kami dapat menjalin kemitraan ini pada tahap awal. Kami merasakan daya tarik dari Proyek Audi F1 dan banyaknya perusahaan ternama yang ingin bekerja sama dengan Audi di Formula 1.”

Bahan bakar yang diproduksi BP untuk Audi harus terdiri dari sumber-sumber yang telah terbukti berkelanjutan, karena FIA bertujuan untuk memastikan bahwa bahan bakar berkelanjutan terbaru menawarkan pengurangan emisi gas rumah kaca yang signifikan.

Audi telah menggunakan merek dan produk Castrol sebelumnya di berbagai ajang motorsport, yang terbaru adalah ketika merek ini memasok pelumas untuk mobil Audi DTM pada masa peraturan Class 1 sebelumnya. Sub-merek Aral memasok bahan bakar ke semua pesaing selama siklus peraturan tersebut, sebelum beralih ke mobil GT3.

Selain itu, Castrol juga terlihat pada Audi Quattro Grup B yang ikonik yang berkompetisi di WRC, dan Audi R18 – yang memenangi Le Mans 24 Hours tiga kali.

“Akan ada kompetisi yang kuat di bidang bahan bakar berkelanjutan di Formula 1 mulai tahun 2026,” kata Adam Baker, CEO Audi Formula Racing – perusahaan yang mengawasi pengembangan mesin.

“Mengingat potensi performa yang tinggi, penting bagi kami untuk memulai pengujian bahan bakar pada akhir 2022 dengan BP sebagai mitra kami.

“Proses pembakaran sangat kompleks dan hanya dapat dioptimalkan dengan mengembangkan mesin yang dikombinasikan dengan sifat bahan bakar. Itulah sebabnya di Audi Formula Racing, di mana kami sangat maju dalam pengembangan power unit F1 Audi, kami menggunakan ketiga bangku uji silinder tunggal yang diizinkan oleh peraturan FIA secara intensif untuk pengembangan bahan bakar.

“Sungguh mengesankan berapa banyak varian bahan bakar yang telah kami kembangkan hingga saat ini saat kami mempersiapkan diri untuk musim balap 2026. Saya yakin bahwa kami berada di posisi yang tepat bersama BP dan Castrol.”

Castrol memiliki sejarah panjang di F1, dengan menjadi sponsor utama Lotus pada 1992 dan 1993. Kemudian, Castrol membawa mereknya ke Williams di 1997 setelah kepergian Elf sebagai pemasok oli utama, dan tetap berada di mobil hingga akhir 2005.

BP adalah pemasok utama dari banyak upaya F1 Inggris selama era 1960-an, juga sering terlihat di lintasan seiring dengan meningkatnya kekuatan pemasaran kejuaraan di tahun-tahun awal.

BP kemudian menguasai ruang corak pada mobil-mobil Leyton House, sebelum kemudian bergabung dengan Jordan dan Larrousse. Merek ini sebagian besar berada di bawah radar F1 sampai bermitra dengan Alpine, dengan merek Ultimate yang menghiasi ruang di sebelah dinding samping kokpit.