Juara dunia Formula 1 tujuh kali tersebut tertarik dengan ide untuk berlaga di pesta olahraga dunia. Ia terinspirasi oleh sahabatnya, atlet anggar Amerika Serikat, Miles Chamley-Watson.
Hamilton terlihat berlibur ke Prancis setelah jeda musim panas F1 dimulai. Ia muncul di Stade de France, arena anggar, untuk memberi dukungan pada olahragawan 34 tahun yang sedang berebut medali perunggu. Sayangnya, ia dikalahkan wakil Prancis.
Aksinya sebagai orang pertama yang memeluk dan menghibur Chamley-Watson mencuri atensi. Pembalap Inggris itu berbicara kepada CNN tentang karibnya dan sorotan kepadanya.
“Miles Chamley-Watson, yang merupakan teman dekat saya, berkompetisi di cabang olahraga anggar. Kami selalu saling mendukung dan kami berbicara hampir setiap hari,” ujarnya.
“Saya tahu betapa kerasnya dia bekerja dan saya ingin sekali bisa bersamanya. Tapi, saya sadar akan tekanan yang muncul saat berada di acara-acara tertentu. Jika saya pergi menonton saudara saya balapan, misalnya, saya tahu ada tekanan tambahan yang muncul, jadi saya belum memutuskan apa yang akan saya lakukan.”
Ketika pembalap Mercedes tersebut ditanya tentang kemungkinan motorsport kembali ke Olimpiade, ia dengan tegas mengesampingkannya.
“Tidak untuk motorsport, tidak mungkin,” ujarnya. Namun, ia tidak sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan untuk menjadi atlet Olimpiade di masa depan, “Saya tidak cukup baik dalam berselancar untuk mengikuti Olimpiade, tapi mungkin suatu hari nanti saya akan menjadi atlet Olimpiade.”